Salam dan Bahagia Calon Guru Penggerak di Seluruh Indonesia.
Kali ini admin sahabatsains.com akan membagikan aksi nyata program guru penggerak angkatan 1 pada modul 1.4, yaitu Budaya Positif di Sekolah.
BUDAYA 5S (SENYUM , SAPA, SALAM, SOPAN, DAN SANTUN )
MEWUJUDKAN KONSEP PAWONGAN
ARTIKEL
Oleh:
Nyoman Sri Darmayanti
Guru di SMP Negeri Satu Atap Sangkan Gunung, CGP Kab. Karangasem
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan
karakter yang menekankan pada berbagai dimensi dalam proses pembentukan
pribadi, diharapkan mampu membendung berbagai kemungkinan-kemungkinan negatif
yang secara perlahan akan menghilangkan budaya bangsa. Melalui pendidikan karakter diharapkan permasalahan yang timbul dari pergeseran etika dan moral yang dilakukan oleh
para generasi muda akan semakin menurun atau bahkan menghilang.
Bali sebagai pulau yang mengedepankan rasa humanisme memiliki beberapa konsep budaya yang melekat dalam kehidupan masyarakatnya. Konsep Pawongan adalah Salah satu bagian dari Tri Hita Karana dalam menjaga keharmonisan hubungan di Bali. Pawongan merupakan sebuah konsep bagaimana membina hubungan harmonis antara sesama manusia. Diperlukan sebuah seni untuk membina hubungan agar selalu berjalan dengan baik.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar tercipta sebuah pola hubungan pawongan yang baik, yaitu:
Memiliki pemikiran yang universal, sebagai manusia kita harus mampu untuk mengembangankan pandangan yang universal berdasarkan pemahaman pada asas-asas spiritual. Kita tidak akan bisa mendapatkan kemajuan dalam kebijaksanaan dan pemahaman yang lebih tinggi tentang spiritual melalui pandangan yang sempit. Semua bentuk pemujaan dan meditasi, yang dianggap sebagai praktik spiritual, namun sebenarnya adalah penyimpangan mental bila itu ditujukan untuk menyenangkan pikiran semata. Tuhan digambarkan sebagai ayah, ibu, kakak, teman dan seterusnya. Ketahuilah bahwa kita adalah satu. Kalian ada di dalam Tuhan dan Tuhan ada dalam diri kalian, pencerminan diri kita juga ada dalam diri orang lain. Spiritualitas berarti menyadari penyatuan kita dengan Tuhan, kita dengan ciptaan-Nya yang lain, kita dengan lingkungan. begitu kita mendapatkan keyakinan ini maka berbagai macam sadhana spritual tidak akan diperlukan lagi. Kesatuan ini seharunya tidak hanya konsep intelektual semata itu seharusnya menjadi sebuah realitas hidup.
Menjadi pribadi yang ramah, sikap ramah ibarat air segar yang bisa menawarkan rasa haus manusia akan sebuah rasa penghormatan. Hendaknya kita selalu melihat sisi baik pada sikap dan perbuatan orang lain. Bersikap ramah dengan tulus.Dewasa ini kondisi karakter peserta didik di sekolah sedikit memprihatinkan, baik secara emosional, tindakan maupun perilaku sosial peserta didk. Diperlukan upaya pembentukan budaya positif sekolah untuk membentuk profil pelajar pancasila sesuai tujuan dari merdeka belajar. Pendidikan karakter yang menekankan pada berbagai dimensi dalam proses pembentukan pribadi, diharapkan mampu membendung berbagai kemungkinan-kemungkinan negatif yang secara perlahan akan menghilangkan budaya bangsa ini. Sehingga diharapkan permasalahan yang timbul dari pergeseran etika dan moral yang dilakukan oleh para generasi muda akan semakin menurun atau bahkan menghilang.
Banyak sekali program yang ditemukan untuk meningkatkan nilai karakter diri para peserta didik, salah satu program yang bisa diterapkan untuk menanamkan pendidikan karakter para peserta didik adalah membiasakan budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun). Program ini merupakan kegiatan yang sederhana, namun memiliki peranan dalam mewujudkan hubungan yang harmonis antara sesama (Pawongan)
B. TUJUAN AKSI NYATA
Adapun tujuan kegiatan ini sebagai berikut:
- Peserta didik dapat menggunakan bahasa yang sopan ketika berbicara dengan guru dan teman-temannya.
- Dengan senyum peserta didik merasa lebih damai, senang, dan gembira berada di lingkungan sekolah
- Dengan sapa dan salam mempererat tali persaudaraan dan mencairkan suasana
- Dengan pembiasaan sopan dan santun akan terbentuk pribadi yang baik sehingga tercipta harmonisasi antar semua warga sekolah (Pawongan).
C. DESKRIPSI AKSI NYATA
Pembiasaan budaya 5S diawali dengan mengadakan kesepakatan kelas. Kelas yang penulis pakai sebagai subyek adalah kelas IX A karena penulis merupakan wali di kelas tersebut. Adapun runtutan kegiatan aksi nyata Budaya 5S mewujudkan konsep Pawongan ketika masa pandemi Covid-19 di semester genap tahun pelajaran 2020/2021 sebagai berikut.
- Mengadakan diskusi bersama peserta didik kelas IX A melalui aplikasi Zoom untuk membentuk kesepakatan kelas terkait budaya positif yang akan diterapkan di kelas IX A.
- Pendapat-pendapat peserta didik diketikkan di dokumen melalui aplikasi Google Doc.
- Setelah terdapat kesepakatan kelas dimana salah satunya adalah penerapan budaya 5S, guru dan peserta didik menandatangani kesepakatan kelas tersebut.
- Guru memantau aktivitas peserta didik ketika mengumpulkan tugas secara langsung ke sekolah, ketika berdiskusi di grup kelas melalui WA atau classroom.
- Hasil pemantauan disampaikan kepada Kasatdik dan guru lain sebagai bahan refleksi.
Tolak ukur keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan ini sebagai berikut:
- Peserta didik terbiasa memberi salam ketika berkomunikasi dengan teman, guru dan pegawai termasuk kepada tamu yang datang.
- Peserta didik terbiasa memberikan senyum dan sapaan hangat ketika bertemu dengan teman, guru atau pegawai termasuk kepada tamu yang datang
- Peserta didik berperilaku sopan dan santun dalam kesehariannya di sekolah.
D. HASIL AKSI NYATA
Pelaksanaan budaya 5S di masa pandemi diupayakan tetap dilaksanakan. Adapun hasilnya, yaitu sebagai berikut:
- Pembiasaan mengadakan kesepakatan kelas dalam membentuk budaya positif awalnya memang belum biasa dilakukan oleh peserta didik karena mereka belum terbiasa memberikan pendapatnya. Setelah dituntun dengan pertanyaan-pertanyaan membentuk kebiasaan baik di sekolah. beberapa peserta didik mulai memberikan pendapatnya. Aplikasi virtual yang digunakan adalah zoom meeting. komentar peserta didik dituliskan di kolom chat. Dari beberapa pendapat disepakatilah Budaya Positif yang akan dilakukan, yaitu: a) mentaati protokol kesehatan, b) budaya 5S (Senyum, sapa, salam, sopan, dan santun), c) mengumpulkan tugas tepat waktu, d) menjaga iman dan imun agar aman.
- Poster kesepakatan kelas digital yang dibuat ditandatangani dan dishare di grup WA kelas IX A.
- Perilaku peserta didik ketika mengumpulkan tugas mulai diamati ketika kesekolah peserta didik memakai masker untuk mematuhi protokol kesehatan. Ketika bertemu dengan guru peserta didik tidak memberikan salam dengan berjabat tangan namun dengan salam panganjali, yaitu mencakupkan tangan dan menyapa guru yang ditemuinya.
- Pada awalnya ketika murid bertanya kepada guru lewat WA, banyak yang memulai percakan dengan mengetik hurup "P" yang artinya "ping" untuk mengetahui apa gurunya sedang online atau tidak. Perlahan dengan adanya kesepakatan kelas untuk berlaku sopan dan santun, peserta didik mulai terbiasa menggunaan sapaan yang sopan dan bertemu guru di sekolah berperilaku santun.
- Kegiatan pembentukan budaya positif di sekolah mendapatkan apresiasi yang baik dari kasatdik dan guru lain. Guru-guru mulai juga memulai untuk mengadakan kesepakatan kelas pada murid walinya untuk membentuk budaya positif. Hal tersebut menjadi langkah awal mewujudkan hubungan yang harmonis dengan peserta didik dan warga sekolah (konsep pawongan).
E. REFLEKSI
Kebaikan yang diperoleh dari aksi nyata ini adalah pembiasaan membangun kesepakatan kelas bersama peserta didik dengan mendengarkan keinginan peserta didik, mewujudkan hubungan yang harmonis dengan warga sekolah melalui buaya 5S, dan perubahan sikap ke arah yang positif pada peserta didik, terutama dalam hal berkomunikasi dengan guru melalui aplikasi WA pada masa belajar dari rumah (BDR).
Kelemahan pada pelaksanaannya adalah tidak dapat membiasakan secara nyata di kelas secara tatap muka karena masih pandemi.
F. PERBAIKAN YANG DILAKUKAN
Jika nanti pembelajaran dapat berjalan normal, poster kesepakatan kelas akan dipasang di depan kelas supaya dapat dilihat untuk dilaksanakan oleh peserta didik. Hal ini juga dilakukan oleh wali kelas yang lain guna membentuk budaya positif sekolah.
G. DOKUMENTASI KEGIATAN
kesepakatan kelas digital yang ditandatangani wali kelas dan murid wali
Memberikan salam kepada guru ketika ke sekolah menanyakan informasi tugas
Memberikan salam ketika di awal semester mengambil buku paket ke sekolah